WahanaNewsSumbar | Andi Putra (32), sosok "Sultan" asal Bukittinggi yang aktif melaksanakan aksi sosial di daerah setempat dan juga merupakan sosok pengusaha muda di bidang perikanan dan ekspedisi. Ia mengaku berasal dari keluarga tidak mampu sejak kecil dan berhasil mengubah jalan hidupnya bersama dua saudara lainnya melalui perjuangan tidak kenal lelah untuk menggapai mimpinya. . “ Wassalam Ujang Sutan Rajo Angek. Jl. Sari Kelana No. 1 Jakarta Tenggara, 09921 " Demikianlah si Ujang, bergelar Sutan Rajo Angek mencantumkan signaturenya pada tiap emailnya. Setelah menikah, si Ujang dengan bangganya memperkenalkan dirinya dengan namanya yang baru. Ujang Sutan Rajo Angek. Ada tambahan gelar “Sutan” di belakang namanya, Sutan Rajo Angek. Temannya yang penasaran bertanya “Hei Ujang, namamu sudah berganti ya, tambah panjang saja namamu, tidak puas dengan namamu yang cuma satu kata itu ?”. “Ah gelar ini tidak masuk KTP kok, cuma gelar panggilanku saja dan tanda aku sudah menikah “, ujar si Ujang. Gelar Sutan ini apa sih ? Si Ujang benar adanya. Semenjak menikah, namanya Ujang tidak berubah di KTP nya, tetapi cuma ditambahi gelar Sutan Rajo Angek dalam penyebutan namanya. Ini adalah kebiasaan/budaya Minangkabau yang memberikan gelar kehormatan kepada pemuda yang sudah menikah. Umumnya, pemberian gelar ini dilakukan untuk pemuda Minang yang sudah menikah atau pemuda dari suku lain yang menikah dengan perempuan Minang. Gelar ini bukanlah gelar kebangsawanan seperti gelar pangeran di Jawa ataupun Sunda. Gelar ini semata-mata adalah gelar kehormatan biasa. Gelar ini mengisyaratkan penghargaan terhadap suami/pemuda yang telah menikah tersebut. Gelar ini biasanya dimulai dengan kata Sutan, Katik, Malin, Pakiah, Marah, Bagindo, Sidi, dll. Tidak peduli apakah dia adalah anak pengusaha kaya, keturunan kyai ataupun anak orang miskin ataupun orang biasa-biasa saja, dia akan mendapatkan gelar tersebut. Gelar ini adalah panggilan kehormatan baginya, yang mengisyaratkan bahwa ia dihormati dan dianggap telah dewasa terutama setelah ia menikah. Setelah menikah ia akan dipanggil dengan gelar kehormatannya itu di hadapan banyak orang. Dengan gelar itu berarti dia dianggap penting di keluarga dan di masyarakatnya, sudah pantas dan bisa dibawa berunding dan dimintakan pendapatnya ketika ada persoalan yang menyangkut keluarga dan masyarakatnya. Secara umum dan berdasarkan pengalaman penulis, gelar ini didapat dengan prinsip matrilineal, atau menuruti garis ibu. Yang artinya, gelar itu diambilkan dari gelar kaum laki laki dari pihak ibunya. Dalam hal ini bisa berasal dari gelar paman, kakek, atau sepupu laki-laki dari pihak keluarga ibunya. Ataupun gelar ini bisa berasal dari gelar yang spesifik dipunyai oleh suku/kaum ibunya. Apa gelar ini selalu dari pihak Ibu ? Tidak semua gelar ini berasal dari pihak keluarga ibu. Di daerah Padang dan Pariaman, gelar ini diambil dari gelar bapaknya bukan dari gelar suku ibunya, seperti gelar Sidi atau Bagindo. Ada juga gelar yang didapat dengan mengkombinasikan gelar dari pihak ibunya dan gelar dari pihak bapaknya. Sampai sekarang penulis juga tidak tahu aturan baku untuk pemakaian gelar seperti ini, apakah menurutkan garis ibu atau garis bapak. Sepertinya tergantung sekali dengan adat di nagari tersebut dan kesepakatan keluarga/kaum dari pihak mempelai laki-laki. Sepertinya inilah yang disebut “Adat Selingkar Nagari, Pusaka Selingkar Kaum”. Tiap nagari atau daerah di Minangkabau mempunyai adat yang bisa saja berlainan untuk kasus ini. Bahkan dari bacaan penulis, gelar ini juga bisa didapatkan semenjak kecil, jadi bukan dikarenakan sebab pernikahan. Bukan hanya laki-laki Minangkabau yang mendapatkan gelar ini. Laki-laki yang menikahi wanita Minangkabau pun mendapatkan gelar ini. Ini juga merupakan penghormatan terhadap orang bersuku selain Minang yang menikahi perempuan Minang. Dalam budaya Minangkabau, ada istilah “Ketek banamo, Gadang Bagala”, yang artinya “Kecil punya nama, kalau sudah Dewasa punya Gelar”. Artinya kalau seseorang sudah menikah, maka ia akan dipanggil dengan Gelarnya di depan umum. Misalnya seseorang bergelar Sutan Bagindo, maka ketika dia berkumpul di keluarga istrinya, dia akan dipanggil “Sutan” atau “Bagindo” atau “Sutan Bagindo”. Begitu juga kalau dia bertemu dengan orang kampung tempat istrinya berada, dia lebih dikenal dengan gelarnya daripada namanya. - Indonesia memiliki banyak sekali sosok yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Tapi muncul pertanyaan, siapa pahlawan nasional pertama di Indonesia? Jawaban dari pertanyaan itu adalah Abdul Muis. Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 30 Agustus itu dilakukan oleh Presiden Soekarno, sekaligus menjadikan Abdul Muis sebagai Pahlawan Nasional pertama Indonesia. Profil Abdul Muis Abdul Muis lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 3 Juli 1886. Dia merupakan sosok yang bergelar Sutan tersebut didapat dari orang tuanya yang merupakan keluarga berpengaruh di Minangkabau. Ayahnya asli Minangkabau, bernama Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Sutan Sulaiman ini merupakan tokoh masyarakat, sekaligus Demang Sungai Puar yang keras menentang Belanda. Sedangkan ibunya berasal dari Jawa, dan merupakan sosok wanita yang memiliki keahlian pencak silat. Layaknya pemuda Minangkabau, Abdul Muis juga memiliki jiwa petualang dan perantau. SOAL A Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!!! 1. Tujuan penjajahan di zaman modern adalah …. a. Menyebarkan agama b. Mencari rempah – rempah c. Menyebarkan agama d. Mencari bahan mentah pendukung industry e. Memperluas kekuasaan dan kejayaan 2. Faktor paling penting yang membuat Jepang memberikan kesempatan dalam mempersiapkan kemerdekaan RI melalui didirikannya BPUPKI adalah …. a. Pada tahun 1944 Jepang merasa terdesak oleh serangan Sekutu b. Munculnya semangat nasionalisme yang muncul di negara – negara terjajah c. Keinginan Jepang dalam memakmurkan tanah jajahan d. Golongan Muda memaksa Golongan Tua untuk segera mendirikan BPUPKI e. Adanya serbuan Sekutu ke daerah – daerah Jepang 3. Perhatikan uraian berikut! Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri ke-Tuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan diatas adalah pernyataan dasar negara yang dikemukakan oleh …. a. Moh. Yamin b. Soepomo c. Soekarno d. Dr. Radjiman Wedyodiningrat e. Sutan Syahrir 4. Tujuan utama para pemuda menculik Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta keluar kota adalah …. a. Memaksa kedua tokoh tersebt untuk memproklamasikan Indonesia b. Menjauhkan keduanya dari pengaruh Jepang c. Memusyawarahkan waktu pelaksanaan proklamasi Indonesia d. Menjaga keamanan kedua tokoh tersebut dari ancaman golongan ekstrem e. Mengangkat kedua tokoh tersebut sebagai tokoh proklamator Indonesia 5. Realisasi kinerja BPUPKI adalah dengan diadakannya Sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI I ditujukan untuk merumuskan…. a. Hukum dasar negara b. Bentuk negara c. Ideologi negara d. Dasar negara e. Pasukan keamanan negara 6. Setelah melakukan sidang pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945, langkah yang dilakukan negara Indonesia adalah menampung aspirasi pada sidang BPUPKI. Organisasi yang bertugas menampung serta mengolah aspirasi pada Sidang BPUPKI I tersebut adalah …. a. Panitia Kecil b. Panitia Tujuh c. Panitia Sembilan d. Chuo Sangiin e. KNIP 7. Krisis Perang Dunia II di Asia Pasifik berakhir dengan adanya pernyataan menyerah Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945 diatas kapal USS Missouri. Dari tanggal 14 – 17 Agustus 1945 terjadi status vacum of power. Kondisi ini benar – benar dimanfaatkan oleh golongan muda dengan mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Tindakan Golongan Muda dalam memaksa melakukan kemerdekaan disebut peristiwa …. a. Peristiwa Proklamasi b. Peristiwa Rengasdengklok c. Peristiwa Status Quo d. Agresi Militer e. Coup d’Etat 8. Pada tanggal 6 Agustus 1945 terjadi pemboman Hiroshima. Keadaan ini membuat Jepang merasa harus segera merealisasikan janji kemerdekaan Jepang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan didirikannya PPKI dan dibubarkannya BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Latarbelakang didirikannya PPKI adalah …. a. Realisasi janji kemerdekaan yang diberikan Jepang kepada Indonesia b. Desakan Jepang kepada golongan nasionalis untuk mendirikan PPKI c. Tugas BPUPKI telah selesai d. Keinginan Golongan Tua untuk menyegerakan kemerdekaan e. Keadaan genting di Indonesia 9. Alasan utama Golongan Muda menolak campur tangan PPKI dalam persiapan Proklamasi adalah …. a. Karena seluruh anggota PPKI adalah orang Jepang b. PPKI tidak siap memproklamiasikan kemerdekaan c. PPKI akan mengulur waktu kemerdekaan Indonesia d. Tidak mau ada campurtangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan e. Keberadaan PPKI tidak diakui oleh masyarakat Indonesia 10. Perasalahan golongan tua dan golongan muda yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah …. a. Tempat pelaksanaan proklamasi b. Tokoh yang menyusun teks Proklamasi c. Tokoh yang menandatangani teks proklamasi d. Waktu dan tata cara proklamasi kemerdekaan e. Sah dan tidaknya proklamasi dalam pandangan Jepang dan Sekutu 11. Drs. Moh Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat dan meningeal pada tanggal 14 Maret 1980 pada umurnya yang menginjak 77 tahun. Bung Hatta juga merupakan seseorang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan merupakan wakil presiden pertama yang memimpin Indonesia Bersama Bung Karno. Bung Hatta memiliki peran yang besar juga dalam proklamasi kemerdekaan, yaitu …. a. Berperan sebagai pemimpin perlawanan bawah tanah untuk menyerang dan melawan Jepang pada masa – masa proklamasi b. Mengetik naskah proklamasi yang disempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno c. Menteri luar negeri pertama di Indonesia dan memiliki gelar Meester in de Rechten d. Ikut serta dalam menyusun naskah proklamasi Bersama dengan Bung Karno dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda e. Menyiarkan kabar berita bahwa Indonesia telah merdeka ke seluruh penjuru tanah air pada masa proklamasi kemerdekaan 12. Ahmad Soebardjo adalah salah satu tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi. Peran Soebardjo dalam peritiwa Proklamasi adalah…. a. Memimpin Gerakan bawah tanah b. Mengetik naskah proklamasi c. Memberi masukan terhadap teks yang dibuat Soekarno d. Sebagai pengibar bendera e. Tokoh yang menyelamatkan teks rumusan Soekarno 13. Teks Proklamasi dirumuskan pada 17 Agustus 1945 dini hari. Penyusunan teks proklamasi dilakukan oleh 3 orang yang nantinya menghasilkan suatu rancangan yang dinamakan teks proklamasi. Teks Proklamasi yang merupakan tulisan asli dari Soekarno adalah …. a. Orisinal b. Klad c. Autentik d. Asli e. Ori 14. Rapat penyusunan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda dengan pertimbangan …. a. Tempatnya terpencil di luar kota b. Adanya hubungan baik antara Maeda dengan para pejuang kemerdekaan c. Rumah Maeda dijaga oleh prajurit – prajurit Jepang d. Tempatnya aman dan Maeda mendukung upaya kemerdekaan Indonesia e. Hasil kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda 15. Perhatikan pernyataan berikut ! i. Dr. Radjiman Wedyodiningrat ii. Soekarno iii. Sukarni iv. Sayuti Melik v. Moh. Hatta vi. Soebardjo Tiga tokoh yang merumuskan teks Proklamasi adalah …. a. i, ii, dan iii b. ii, iii, dan iv c. iii, iv, dan v d. ii, iv, dan vi e. ii, v, dan vi 16. Tokoh pada peristiwa seputar Proklamasi yang berjasa dalam menggerakkan gerakan bawah tanah adalah…. a. Ahmad Soebardjo b. Sutan Syahrir c. Soekarno d. Dr. Radjiman Wedyodiningrat e. Moh. Hatta 17. Pernyataan berikut yang sesuai dengan sikap Yogyakarta dalam hal Proklamasi kemerdekaan RI adalah …. a. Yogyakarta memilih mendukung Belanda b. Yogyakarta memilih netral untuk tidak memihak antar RI dan Belanda c. Yogyakarta mendukung kemerdekaan RI dengan bergabung menjadi salah satu provinsi d. Yogyakarta mengakui secara de facto kedaulatan RI e. Sri Sultah Hamengkubuwono IX memberi selamat kepada RI atas kemerdekaannya 18. Berikut adalah hasil dari sidang PPKI ke 1 …. a. Disahkannya BKR b. Disahkannya 8 Provinsi c. Disahkannya KNI d. Disahkannya UUD 1945 e. Disahkannya 13 kementrian 19. Maramis menyampaikan bahwa wakil – wakil umat Protestan dan Katolik yang berada dalam wilayah kekuasaan Angkatan Laut Jepang sangat berkeberatan dengan kalimat dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar, yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya”. Mereka sadar bahwa bagian kalimat itu tidak mengikat mereka, namun dengan mencantumkan ketetapan seperti itu dalam pembukaan dan dasar berdirinya suatu negara merupakan “diskriminasi” terhadap golongan minoritas. Dalam buku autobiografi Bung Hatta disebutkan bahwa jika “diskriminasi” itu ditetapkan juga, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia. Bangsa Indonesia menyadari perihal kemajemukan rakyatnya. Akiba tapa yang mungkin terjadi jika seorang memaksakan agamanya kepada orang lain yang telah beragama …. a. Rusaknya kemajemukan b. Perselisihan antar umat beragama c. Hilangnya kewibawaan agama d. Putusnya tali persaudaraan e. Kekacauan dalam beragama 20. Tokoh yang mengusulkan secara aklamasi presiden dan wakil presiden RI adalah Soekarno dan Hatta adalah …. a. Otto Iskandardinata b. Sayuti Melik c. Wikana d. Latief Hendradiningrat e. Suhud Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Bagaimana reaksi para golongan muda terkait kekalahan Jepang 2. Jelaskan kontribusi tokoh berikut dalam peristiwa Proklamasi a. Sukarni b. Sayuti Melik c. Soekarno 3. Jelaskan 5 peristiwa penting yang terjadi pada bulan Agustus sesuai dengan tanggal – tanggalnya 4. Jelaskan latarbelakang peristiwa berikut a. Peristiwa 5 Hari Semarang b. Peristiwa Palagan Ambarawa 5. Jelaskan apa reaksi Sekutu pasca kemerdekaan Indonesia SOAL B Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !!! 1. Faktor penting keinginan Jepang memperluas wilayah sampai ke Indonesia adalah…. a. Semangat Gold, Glory, Gospel b. Keinginan Jepang memperluas imperium Jepang c. Jepang membutuhkan bahan mentah untuk industri d. Keinginan Jepang melepaskan Asia dari penjajahan bangsa Barat e. Keinginan Jepang dalam menyebarkan ajaran Shinto 2. Apa latarbelakang Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia melalui didirikannya BPUPKI …. a. Jepang bersimpati terhadap penderitaan bangsa Indonesia b. Rasa terimakasih Jepang terhadap bangsa Indonesia atas sumber daya alam yang dikuasai c. Desakan dari tokoh nasional Indonesia d. Agar Indonesia mau membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya e. Adanya semangat Jepang untuk memerdekaan bangsa Asia 3. BPUPKI melakukan sidang selama dua kali. Sidang pertama BPUPKI dilakukan untuk merumuskan …. a. Konstitusi negara b. Dasar negara c. Hukum negara d. Pasukan keamanan e. Ideologi negara 4. Selama siding BPUPKI I ada tiga tokoh yang mengemukakan dasar negara. Tokoh tersebut adalah …. a. Soebarjo, Soepomo, dan Ir. Soekarno b. Soepomo, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dan Ir. Soekarno c. Moh. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno d. Moh. Yamin, Soebardjo, dan Ir. Soekarno e. Soebardjo, Syahrir dan Ir. Soekarno 5. Sidang BPUPKI berhasil memberikan tiga dasar yang akan menjadi acuan untuk dijadikan dasar negara. Ketiga dasar tersebut kemudian dibahas lebih lanjut dalam sebuah panitia bernama …. a. Panitia Kecil b. Panitia Sembilan c. Chuo Sangiin d. Panitia Tujuh e. Konstituante 6. Sebelum menjadi preambule atau pembukaan UUD 1945 ketika disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, pembukaan tersebut diambil dari satu teks naskah yang bernama …. a. Piagam Jakarta b. Perjanjian Linggarjati c. Dasasila Bandung d. Pancasila e. Ekasila 7. Peristiwa Bom Hiroshima dan Nagasaki terjadi pada tanggal …. a. 6 dan 8 Agustus 1945 b. 7 dan 8 Agustus 1945 c. 6 dan 7 Agustus 1945 d. 6 dan 9 Agustus 1945 e. 7 dan 10 Agustus 1945 8. Pada tanggal 6 Agustus 1945 terjadi pemboman Hiroshima. Keadaan ini membuat Jepang merasa harus segera merealisasikan janji kemerdekaan Jepang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan didirikannya PPKI dan dibubarkannya BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Latarbelakang dibubarkannya BPUPKI adalah …. a. Usulan golongan muda untuk membubarkan BPUPKI b. Desakan Jepang kepada golongan nasionalis untuk membubarkan BPUPKI c. Tugas BPUPKI telah selesai d. Mundurnya Dr. Radjiman Widyodiningrat dari ketua BPUPKI e. Keadaan genting di Indonesia 9. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah …. a. Adanya ketidakpuasan sikap pemuda terhadap sikap Bung Karno dan Bung Hatta yang menghendaki kedudukan presiden dan wakil presiden b. Perbedaan pendapat antar golongan tua dan muda mengenai kapan akan dilaksanakan Proklamasi c. Kekhawatiran pemuda atas keselamatan Bung Karno dan Bung Hatta d. Keinginan pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Rengasdengklok e. Ketidakpuasan Bung Karno dan Bung Hatta atas penderitaan rakyat 10. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta Bersama Fatmawati dan Guntur diculik para pemuda ke Rengasdengklok. Penculikan tersebut dilakukan untuk menghindarkan pengaruh Jepang atas Soekarno dan Hatta. Peran Soebardjo dalam peristiwa Rengasdengklok adalah…. a. Memimpin Golongan Muda dalam menculik Soekarno dan Hatta b. Memberikan kabar kepada Golongan Muda untuk segera mendesak c. Meyakinkan Golongan Muda untuk mengembalikan Soekarno dan Hatta ke Jakarta d. Mengetik teks proklamasi pada kemudian hari e. Melakukan perencanaan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta 11. Drs. Moh Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat dan meningeal pada tanggal 14 Maret 1980 pada umurnya yang menginjak 77 tahun. Bung Hatta juga merupakan seseorang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan merupakan wakil presiden pertama yang memimpin Indonesia Bersama Bung Karno. Bung Hatta memiliki peran yang besar juga dalam proklamasi kemerdekaan, yaitu …. a. Berperan sebagai pemimpin perlawanan bawah tanah untuk menyerang dan melawan Jepang pada masa – masa proklamasi b. Mengetik naskah proklamasi yang disempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno c. Menteri luar negeri pertama di Indonesia dan memiliki gelar Meester in de Rechten d. Ikut serta dalam menyusun naskah proklamasi Bersama dengan Bung Karno dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda e. Menyiarkan kabar berita bahwa Indonesia telah merdeka ke seluruh penjuru tanah air pada masa proklamasi kemerdekaan 12. Sukarni merupakan salah satu Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia Sukarni disematkan kepada Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014 kepada perwakilan keluarga di Istana Negara Jakarta. Sukarni memiliki peran yang besar juga dalam proklamasi kemerdekaan, yaitu …. a. Sebagai wartawan yang menyampaikan berita proklamasi ke seluruh Indonesia b. Mengetik naskah proklamasi yang disempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno c. Menteri Luar Negeri pertama di Indonesia dan memiliki gelar Meester in de Rechten d. Mendapatkan pengakuan de facto dan de jure bagi eksistensi Indonesia e. Mengusulkan teks proklamasi ditandatangani Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia 13. Pada 17 Agustus 1945 dinihari dirumuskan teks Pancasila oleh 3 orang. Pada peristiwa tersebut menghasilkan satu rumusan pernyataan kemerdekaan yang dinamakan teks proklamasi. Teks proklamasi autentik adalah …. a. Teks proklamasi yang ditulis oleh Soekarno b. Teks yang diusulkan oleh Soebardjo c. Naskah yang diusulkan oleh Moh Hatta d. Naskah yang diketik oleh Sayuti Melik e. Naskah yang diusulkan oleh Ahmad Soebardjo 14. Indonesia memerdekakan diri pada saat terjadi vacuum of power yaitu sejak tanggal 15 dan 16 Agustus 1945. Penyebutan vacuum of power dapat diartikan sebagai …. a. Bangsa Indonesia belum memproklamirkan kemerdekaan b. Bangsa Indonesia belum membentuk pemerintahan c. Jepang sudah kalah perang sedangkan Sekutu belum datang d. Masih terjadinya perdebatan antara pemuda dan golongan tua mengenai Proklamasi e. Jepang meninggalkan Indonesia karena pertempuran front pasifik melawan Amerika Serikat 15. Perhatikan pernyataan berikut ! i. Dr. Radjiman Wedyodiningrat ii. Soekarno iii. Sukarni iv. Sayuti Melik v. Moh. Hatta vi. Soebardjo Tiga tokoh yang merumuskan teks Proklamasi adalah …. a. i, ii, dan iii b. ii, iii, dan iv c. iii, iv, dan v d. ii, iv, dan vi e. ii, v, dan vi 16. Salah satu tokoh pengibar bendera yang menolak untuk ditugaskan untuk pengerek bendera dengan alasan dia bukan seorang prajurit adalah…. a. Soekarni b. Trimurti c. Latief Hendradiningrat d. Sutan Syahrir e. Sayuti Melik 17. Dalam rangka menyebarluaskan kabar kemerdekaan, para pemuda membentuk kelompok komite Van Actie Menteng 31. Kelompok ini memobilisasi rakyat untuk berkumpul di … untuk mendengar pidato para tokoh nasionalis mengenai kemerdekaan Indonesia. a. Jl. Pegangsaan Timur nomor 56 b. Jl. Cikini No. 71 c. Jl. Imam Bonjol No. 1 d. Kediaman Soekarno e. Lapangan Ikada 18. Pengesahan Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden disahkan pada …. a. Sidang BPUPKI 1 b. Sidang BPUPKI 2 c. Sidang PPKI 1 d. Sidang PPKI 2 e. Sidang PPKI 3 19. Maramis menyampaikan bahwa wakil – wakil umat Protestan dan Katolik yang berada dalam wilayah kekuasaan Angkatan Laut Jepang sangat berkeberatan dengan kalimat dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar, yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya”. Mereka sadar bahwa bagian kalimat itu tidak mengikat mereka, namun dengan mencantumkan ketetapan seperti itu dalam pembukaan dan dasar berdirinya suatu negara merupakan “diskriminasi” terhadap golongan minoritas. Dalam buku autobiografi Bung Hatta disebutkan bahwa jika “diskriminasi” itu ditetapkan juga, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia. Bangsa Indonesia menyadari perihal kemajemukan rakyatnya. Akiba tapa yang mungkin terjadi jika seorang memaksakan agamanya kepada orang lain yang telah beragama …. a. Rusaknya kemajemukan b. Perselisihan antar umat beragama c. Hilangnya kewibawaan agama d. Putusnya tali persaudaraan e. Kekacauan dalam beragama 20. Tokoh yang mengusulkan secara aklamasi presiden dan wakil presiden RI adalah Soekarno dan Hatta adalah …. a. Otto Iskandardinata b. Sayuti Melik c. Wikana d. Latief Hendradiningrat e. Suhud Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Bagaimana reaksi para golongan tua dalam memandang kekalahan pihak Jepang 2. Jelaskan 5 peristiwa penting yang terjadi pada bulan Agustus sesuai dengan tanggal – tanggalnya 3. Jelaskan peran tokoh berikut a. Fatmawati b. BM Diah c. Laksamana Maeda 4. Jelaskan latarbelakang dari konflik berikut ini a. Pertempuran 10 November b. Peristiwa Bandung Lautan Api 5. Jelaskan bagaimana reaksi Sri Sultan Hamengkubuwono terkait kemerdekaan Indonesia Related posts 23 Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah Kemerdekaan Indonesia tidak begitu saja terwujud, tentu diwarnai perjuangan hingga pertumpahan darah rakyat Indonesia. Mereka harus menghadapi penangkapan hingga pengasingan di pelosok daerah, bahkan kerap kali dipindahkan dari satu pulau ke pulau lainnya hingga satu daerah yang pernah menjadi tempat pengasingan adalah Banda Neira. Pulau kaya rempah di Provinsi Maluku yang menyimpan keindahan alam bak kepingan surga. Di sini pula terdapat jejak kolonial Belanda dan saksi bisu perjuangan pahlawan Indonesia. Beberapa pahlawan kemerdekaan Indonesia pernah diasingkan di Banda Neira. Siapa saja mereka? Simak selengkapnya berikut ini, ya!1. Sutan Syahrirpotret Sutan Syahrir Sutan Syahrir lahir pada 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Ia berasal dari keluarga terpandang, ayahnya, Mohammad Rasad gelar Maharaja Soetan bin Soetan Leman gelar Soetan Palindih, merupakan penasihat Sultan Deli dan kepala jaksa saat pemerintahan kolonial Belanda. Ibunya, Puti Siti Rabiah, berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatra mengenyam pendidikan setara sekolah dasar di Europeesche Lagere School ELS. Kemudian, masuk Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO , setara dengan SMP. Pada masa inilah, ia mulai banyak membaca buku-buku berbahasa asing terbitan Eropa dan karya sastra dari luar. Selepas menyelesaikan pendidikan di MULO, ia hijrah ke Bandung dan melanjutkan sekolah di Algemeene Middelbare School AMS, sekolah termahal dan terbaik di Bandung kala mengenyam pendidikan di AMS, ia menjadi siswa terbaik dan masih tekun membaca buku-buku terbitan Eropa. Ia mengikuti klub kesenian dan aktif dalam klub debat. Hebatnya lagi, ia mendirikan Tjahja Volksuniversiteit Cahaya Universitas Rakyat untuk anak-anak buta huruf dari keluarga kurang berorganisasi semasa sekolah menjadi salah satu bekalnya untuk menjajaki dunia politik. Ia menjadi penggagas Jong Indonesië Himpunan Pemuda Nasionalis yang berdiri pada 20 Februari 1927. Ia kerap berurusan dengan aparat, karena mengkritik pemerintahan kolonial saat lulus dari AMS, ia kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Amsterdam, Belanda. Di sana, ia mempelajari teori-teori sosialisme dan cenderung radikal terhadap hal-hal berbau kapitalisme. Di Belanda pula ia menjadi bagian Perhimpunan Indonesia PI yang dipimpin Mohammad Hatta. Keduanya menyerukan pergerakan menuju kemerdekaan memilih berhenti kuliah pada 1931, setelah semangat pergerakan di Indonesia menurun akibat pengawasan ketat oleh kolonial Belanda. Sutan Syahrir bergabung dengan Partai Nasional Indonesia PNI Baru dan menjadi ketua pada PNI Baru di bawah komando Sutan Syahrir dan Bung Hatta dianggap radikal, yang membuat keduanya ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah kolonial Belanda. Mereka diasingkan ke Boven Digoel dan diasingkan kembali di Banda Neira, Maluku Tengah selama 6 tahun. "Jangan mati sebelum ke Banda Neira," menjadi kalimat Sutan Syahrir yang dikenang hingga saat Jepang mengakui kekalahan pada sekutu, Sutan Syahrir sempat mendesak Soekarno-Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan, tapi ditolak. Pasca kemerdekaan Indonesia, Sutan Syahrir menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia. Ia juga dikenal sebagai perancang dari perubahan kabinet presidensil menjadi parlementer di Mohammad Hattapotret Mohammad Hatta Mohammad Hatta bernama asli Muhammad Athar berasal dari keluarga ulama lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 12 Agustus 1902. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia, Menteri Pertahanan, dan Menteri Luar Negeri Hatta menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di ELS dan MULO di Padang. Pada 1919, ia pergi ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Selama di Batavia, ia tergabung dalam Jong Sumatranen Bond 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar Ilmu Perdagangan dan Bisnis di Nederland Handelshogeschool yang kini bernama Erasmus Universiteit. Di sana, ia bergabung dalam Perhimpunan Hindia yang kemudian berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia dan tinggal sekitar 11 Bung Hatta dari Belanda, ia menolak masuk kalangan Sosialis Merdeka dan dituduh kurang konsisten. Pada 1934, Ia diasingkan ke Boven Digul bersama Sutan Syahrir selama setahun. Kemudian, dipindahkan ke Banda Neira, lalu ke Sukabumi. Baca Juga 5 Fakta Banda Neira, Nyaris Ditukar dengan Manhattan, New York! 3. Cipto Mangunkusumopotret Cipto Mangunkusumo Mangunkusumo lahir pada 4 Maret 1886 di Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan putra sulung Mangunkusumo, priayi yang merakyat di tanah Jawa. Ia lulusan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Stovia, sekolah kedokteran di Batavia sekarang Jakarta. Pada 1905, ia menjadi dokter pemerintah. Kemudian, ia ditugaskan ke Demak dan kerap menolong rakyat miskin dan mendapat julukan “dokter rakyat”. Cipto Mangunkusumo berjasa memberantas penyakit pes di Malang, Jawa Timur pada melebarkan sayap ke pergerakan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Cipto Mangunkusumo bersama Douwes Dekker dan Soewandi Soerjaningrat mendirikan Indische Partij. Kemudian, mereka dikenal sebagai tiga partai tersebut tidak berjalan lama, lalu mendirikan Komite Bumiputera. Bumiputera menuliskan artikel-artikel yang mengajak rakyat Indonesia tidak perlu ikut merayakan kemerdekaan Belanda. Cipto Mangunkusumo menjadi anggota Volksraad yang dibangun Belanda pada 1918. Ia menyadari bahwa lembaga tersebut hanya mempertahankan kejayaan Belanda. Sehingga, Belanda mendapat banyak diasingkan ke Bandung pada 1920 dan bertemu dengan anak-anak muda revolusioner. Pada 1927, Cipto Mangunkusumo diasingkan ke Banda Neira, karena dituduh ikut serta dalam pemberontakan. Selama 13 tahun hidup di Banda Neira, ia lalu dipindahkan ke Makassar dan selanjutnya ke Sukabumi. 4. Iwa Kusumasumantripotret Iwa Kusumasumantri of Information of IndonesiaIwa Kusumasumantri merupakan putra sulung Raden Wiramantri, Kepala Sekolah Rendah di Ciamis. Ia lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada 30 Mei mengenyam pendidikan di Eerste Klasse School Sekolah Kelas Satu Ciamis, sekolah khusus pribumi dari kalangan orang berada dengan penghasilan tertentu. Kemudian, ia meneruskan ke Hollandsch Inlandsche School HIS, sekolah dasar berpengantar bahasa 1915, Iwa Kusumasumantri melanjutkan sekolah di Opleidingschool voor Inlandsche Ambtenaren OSVIA di Bandung. Karena tidak sesuai hati nuraninya, di keluar dari OSVIA dan masuk ke Recht School, Sekolah Menengah Hukum di aktif di organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang kemudian berganti nama Jong Java. Ia bekerja di kantor Pengadilan Negeri Bandung. Kemudian dipindah ke Pengadilan Tinggi Raad van Justitie di Surabaya. Baru dua bulan, ia meminta pindah ke Jakarta untuk dapat belajar di Kusumasumantri melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Leiden, Belanda, menggunakan biaya sendiri. Selama kuliah, ia aktif dalam pergerakan nasional melalui organisasi mahasiswa Indonesia di Kusumasumantri kembali ke tanah air setelah pemberontakan PKI pada 1926-1927. Ia menjadi anggota PNI dan sebagai pengacara di Jakarta bersama Mr. Sartono. Ia juga menjadi pemimpin surat kabar di Medan bernama Mata Hari yang progresif revolusioner dalam politik dianggap membahayakan pemerintah kolonial Belanda. Pada 1929, ia ditangkap dan dipenjara di Medan selama setahun. Kemudian, dipindah ke Glodok dan Struis-Wyck di Kusumasumantri bersama keluarganya diasingkan ke Banda Neira. Selama pengasingan, ia menulis buku masih berupa naskah berjudul Nabi Muhammad dan Empat Khalifah. Hal ini merupakan bukti jiwa das sikap 1941, ia dipindah ke Makassar dan sempat menjadi Kepala Pengadilan Makassar. Tidak berselang lama, ia beserta keluarga kembali ke Jawa. Iwa Kusumasumantri menjadi Menteri Sosial dan Perburuhan pada Kabinet Republik Indonesia Pertama. Selama masa pengasingan, keempat tokoh tersebut mendirikan sekolah untuk anak-anak Banda Neira. Hal tersebut juga sebagai bentuk perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Kegiatan belajar mengajar berangsung di salah satu rumah pengasingan yang masih bisa kamu jumpai saat ini. Baca Juga 4 Rumah Pengasingan di Banda Neira, Saksi Sejarah Indonesia IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Foto milik pribadi Tan MalakaTan Malaka, merupakan seorang pahlawan yang terlupakan. Namanya sulit sekali ditemukan dalam buku pelajaran, saat bersekolah. Pemikirannya terhadap kemerdekaan dan ketidakadilan kolonialisme haruslah diacungi jempol. Pemikiran-pemikirannya menjadikan Tan Malaka sebagai buronan Belanda dan menghabiskan separuh hidupnya dengan bersembunyi serta menggunakan nama samaran agar tidak dan Perjuangan Tan MalakaTan Malaka memiliki nama asli Sutan Ibrahim dengan gelar Datuk Sutan Malaka yang lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatra barat. Merupakan seseorang yang berasal dari keluarga bangsawan, di mana Tan diberi keleluasaan untuk sekolah di Kweekschool Sekolah Guru, Bukittinggi. Kemudian Tan melanjutkan sekolahnya di negeri Belanda yaitu Rijskweekschool, hal tersebut didukung karena kecerdasan yang dimiliki oleh Tan malaka dan adanya bantuan dana yang diberikan oleh orang-orang yang berada di kampung halamannya serta GH Horensma guru yang membantu dan melihat potensi dimiliki Tan menyelesaikan studinya di Belanda, Tan kembali ke Indonesia dan menjadi pengajar. Namun, kemudian Tan memilih untuk merantau ke Semarang dan bergabung dengan serikat Islam cabang Semarang. Tan Malaka menjalani hidupnya secara nomad dari satu negara ke negara lainnya, salah satunya ialah Rusia yang menguat menjadi Uni Soviet. Di sana Tan menjadi anggota dari Comintern yaitu Komunis Internasional. Setelah perang dunia II, tan menggunakan berbagai macam nama penyamaran, seperti Ilyas Husein, Ossorio, Ong Soong Lee, Alisio Rivera, dan Hasan akhir masa pendudukan Jepang di wilayah Indonesia, Tan menyamar sebagai seorang mandor di daerah Banten yang kemudian menghabiskan waktunya untuk menulis sebuah buku yang berjudul MadilogPada zaman revolusi, Tan dianggap sebagai otak dari adanya peristiwa 3 Juli 1946. Tan Malaka menentang hasil perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda, Tan menuntut kemerdekaan 100 persen dari para penjajah. Tan menulis sebuah buku yang berjudul Gerpolek, di dalam buku tersebut terdapat konsep-konsep perlawanan menurut Tan Malaka yang dapat dilakukan untuk melawan Imperialisme. Gerpolek ditulis ketika meringkuk di dalam penjara tanpa adanya dukungan informasi kepustakaan apa perjuangan tan Malaka memiliki empat pesan perjuangan, yaituPerjuangan seorang praksis, yang di mana pemikirannya terdapat dalam Madilog yang mencari solusi dalam lingkungan atau wilayah bangsanya budaya Minangkabau yang tercermin dalam cara berpikir dialektis yang berproses sesuai dengan tempat dan Tan MalakaTan Malaka ingin berupaya mewujudkan pendidikan yang mendahulukan kearifan lokal, agar masyarakat dapat memperoleh bekal untuk kehidupannya kelak. Pendidikan praksis Tan Malaka diwujudkannya di sekolah Sarekat Islam SIPemikiran pembangunan bangsa melalui pendidikan sudah dipikirkan dan dilaksanakan oleh Tan dalam tujuan programnya. pendidikan yang harus dibangun, yakniWajib belajar bagi seluruh penduduk Indonesia secara cuma-cuma sampai umur 17 tahun dengan bahasa Indonesia sebagai pengantar dan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang sistem pelajaran sekarang serta menyusun sistem yang langsung berdasarkan atas kepentingan-kepentingan negara Indonesia yang sudah ada dan akan serta memperbanyak jumlah sekolah kejuruan, pertanian, perdagangan, dsb. Memperbanyak dan memperbaiki sekola bagi para pegawai tinggi di lapangan teknik dan yang dimiliki oleh Tan malaka, dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu paham yang menempel dalam diri Tan ialah Marxisme, yaitu sebuah paham yang mengikuti pemikiran Karl Marx yakni Materialisme, Dialektika, dan Historis. Namun, karena adanya perbedaan kondisi sosial dan geografi antara Indonesia dan eropa Tan memikirkan nasib bangsanya yang masih terjajah oleh kolonialisme. Tan, menuangkan pemikiran-pemikirannya di dalam buku yang berjudul Madilog. Pandangannya terhadap materialisme ialah cara berpikir yang tepat berdasarkan materi yang terwujud dalam berbagai bentuk. Kemudian, pemikiran mengenai Dialektika adalah pertentangan, pergerakan yang menuju perkembangan cara berpikir. Logika ialah ilmu berpikir yang perlu pertimbangan. Penjelasan tentang cara pikir sebagai pemikiran dalam memahami berbagai permasalahan politik yang ada pada masa itu dalam induksi, deduksi, dan verifikasi, sebagai pekerjaan sumbu logika. Sehingga materialisme adalah metode awalnya, dialektika adalah kritisme dari materialisme dan penutupnya ialah bukunya yang berjudul dari penjara ke penjara, Tan menjelaskan Syarat untuk menjadi suatu negara merdeka harus jelas. Ilmu kenegaraan yang resmi mendefinisikan negara merdeka hanya menggunakan tiga syarat saja, yaitu tentang daerah penduduk dan juga pemerintah. Tan merasa perlunya ada koreksi dan juga tambahan karena negara modern tidak dapat hidup dengan aman apabila hanya mengandalkan tiga syarat itu saja. Sekurang-kurangnya haruslah ada tiga syarat lagi, yakni perindustrian, bahan logam mentah dan letak yang Tan Malaka inilah yang membuatnya memiliki julukan sebagai Bapak Republik Indonesia karena beliau merupakan orang pertama yang menulis konsep mengenai Republik Indonesia. Julukan tersebut diberikan oleh Muhammad yamin. Bahkan, Soekarno sendiri mengaggumi pemikiran politik yang dimiliki oleh Tan seseorang yang juga berperan dalam kemerdekaan Indonesia, sepatutnya para pelajar mulai mengenal sosok Tan Malaka. Pemikiran dan perjuangan sangat cemerlang. Kita dapat mengenal sosoknya melalui beberapa karyanya, seperti buku Madilog, gerpolek, Aksi Massa, tanggal 21 Februari 1949 Tan Malaka terbunuh oleh pasukan dari batalion Sikatan, Divisi Brawijaya di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur. Perintah untuk membunuh Tan Malaka diberikan oleh Letda. Soekotjo, yang dianggap sebagai "orang kanan sekali yang beropini Tan Malaka harus dihabisi" oleh seorang sejarawan yang bernama Harry Poeze. Setelah terjadi pembunuhan terhadap TanMalaka, Hatta memberhentikan Sungkono sebagai Panglima Divisi Jawa Timur serta Surachmat yang menjadi Komandan Brigade karena kesembronoannya dalam mengatasi kelompok Tan jasad Tan dikubur masih menjadi misteri, namun menurut Poeze yang merupakan seorang peneliti sejarah hidup Tan Malaka meyakini bahwa jasad Tan tidak dibuang ke sungai Brantas, sebagaimna dituliskan oleh sejarah, tetapi dikuburkan di halaman markas militer di dekat peristiwa penembakan akhir hidup dari Tan Malaka, seorang pahlawan yang harus mati di tangan militer dari bangsanya sendiri, bangsa yang selama ini ia bela puluhan tahun. padahal, pada saat itu Tan sedang menjadi pemimpin barisan dari gerakan gerilyawan melawan para penjajag demi mencapai kemerdekaan yang 100% bagi bangsanya. Boleh jadi, sejarah memang telah menghendakinya untuk mati sebagai tumbal dari Masykur Arif. 2018. Tan Malaka Sebuah Biografi Lengkap. Yogyakarta Laksana. 1. Peran Sang Proklamator. a. Ir. Sukarno. Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dalam berbagai pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Tahun 1927, bersama kawankawannya mendirikan PNI. Oleh karena perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk penjara. Kemudian pada zaman Jepang, ia pernah menjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI, serta pernah menjadi anggota BPUPKI. Begitu tiba di tanah air, dari perjalanannya ke Saigon, Sukarno menyampaikan pidato singkat. Isi pidato itu antara lain, pernyataan bahwa Indonesia sudah merdeka sebelum jagung berbunga. Hal ini semakin membakar semangat rakyat Indonesia. Bersama Moh. Hatta, Sukarno menjadi tokoh sentral yang terus didesak oleh para pemuda agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, sampai akhirnya ia harus diungsikan ke Rengasdengklok. Sepulangnya dari Rengasdengklok ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan teks proklamasi, dan menuliskannya pada secarik kertas. Sukarno bersama Moh. Hatta diberi kepercayaan untuk menandatangani teks proklamasi tersebut. Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting. Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta, diberi kepercayaan membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Sukarno dikenal sebagai pahlawan proklamator. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar. b. Drs. Moh. Hatta. Tokoh lain yang sangat penting dalam berbagai peristiwa sekitar proklamasi adalah Drs. Moh. Hatta. la dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Sejak menjadi mahasiswa di luar negeri, ia sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah seorang pemimpin dan ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Setelah di tanah air, ia aktif di PNI bersama Bung Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI Baru. Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi salah seorang pemimpin PUTERA, menjadi anggota BPUPKI dan wakil ketua PPKI. Saat menjabat sebagai wakil PPKI, Moh. Hatta dan Sukarno menjadi dwi tunggal yang sulit dipisahkan. Bersama Bung Karno, ia juga pergi menghadap Terauchi di Saigon. Setelah pulang, menjadi salah satu tokoh sentral yang terus didesak para pemuda agar bersama Sukarno bersedia menyatakan proklamasi Indonesia secepatnya. Moh. Hatta melibatkan diri secara langsung dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi KemerdekaanIndonesia. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai pahlawan proklamator. la wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta. 2. Peran para Tokoh Sekitar Proklamasi. a. Ahmad Subarjo. “Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu, nyawa sayalah yang menjadi taruhannya”. Ucapan itu bukan main-main bagi Ahmad Subarjo. Ucapan tersebut berhasil meyakinkan Golongan Muda, bahwa para senior akan melaksanakan proklamasi sesuai dengan desakan para pemuda. Menjadi taruhan untuk peristiwa yang sangat penting menunjukkan bahwa Subarjo tidak menghitung jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia. Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi bangsa dan negara adalah salah satu teladan yang perlu selalu kita lakukan. Ahmad Subarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. la tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan nasional ia aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang pimpinan Laksamana Maeda. la juga sebagai anggota BPUPKI dan PPKI. Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Tokoh Ahmad Subarjo boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri peristiwa Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, akhirnya Ir. Sukarno, dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif dan memberikan andil pemikiran tentang rumusan teks proklamasi. b. Sukarni Kartodiwiryo. Coba kamu perhatikan gambar Sukarni berikut ini! Tokoh inilah yang sering menjadi perdebatan para pembaca sejarah Indonesia sekitar proklamasi kemerdekaan. Banyak yang mengira tokoh ini perempuan, karena Sukarni lebih banyak digunakan untuk nama perempuan di Jawa Tengah. Sukarni Kartodiwiryo adalah seorang pemuda gagah berani. Ia merupakan salah seorang pimpinan gerakan pemuda di masa proklamasi. Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada tanggal 14 Juli 1916 dan meninggal pada tanggal 4 Mei 1971. Sejak muda, ia sudah aktif dalam pergerakan politik. Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja pada kantor berita Domei. Kemudian Ia aktif di dalam gerakan pemuda. Bahlan ia menjadi pemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta. Sukarni merupakan pelopor penculikan Sukarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. la juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita tentang proklamasi. c. Sayuti Melik. Tokoh yang lahir pada tanggal 25 November 1908 di Yogyakarta ini, berperan dalam pencatatan hasil diskusi susunan teks proklamasi. Ia yang mengetik teks proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta. Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam gerakan politik dan jurnalistik. Tahun 1942 menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sinar Baru Semarang. Nama tokoh ini semakin mencuat pada sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan rumah Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno. d. Burhanuddin Mohammad Diah. Burhanuddin Mohammad Diah Diah lahir di Kotaraja pada tanggal 7 April 1917. la berbakat di bidang jurnalistik. Sejak tahun 1937 sudah menjadi redaktur berbagai surat kabar. Pada awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer. Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai wartawan pada harian Asia Raya. Pada sekitar peristiwa proklamasi, Diah sudah menjadi wartawan yang terkenal. Pada malam sewaktu akan diadakan perumusan teks proklamasi, Diah banyak melakukan kontak dengan pemuda, yaitu untuk datang ke rumah Maeda. la salah seorang pemuda yang ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga sangat berperan dalam upaya penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. e. Latif Hendraningrat. Latif Hendraningrat adalah salah seorang komandan Peta. Pada saat pelaksanaan proklamasi, ia merupakan salah satu tokoh yang cukup sibuk. la menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir di Pegangsaan Timur No. 56. Misalnya ia harus mencari dan menjemput Moh. Hatta. Pada saat pelaksanaan proklamasi, setelah menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno membacakan teks proklamasi. Kemudian, Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan yang membantu membawakan bendera Merah Putih adalah SK. Trimurti. f. S. Suhud. S. Suhud adalah pemuda yang ditugasi mencari tiang bendera dan mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan. Oleh karena gugup dan tegang, tiang yang digunakan adalah sebatang bambu, padahal tidak terlalu jauh dari rumah Sukarno ada tiang bendera dari besi. S. Suhud bersama Latif Hendraningrat adalah pengibar bendera Merah Putih di halaman rumah Sukarno pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945. g. Suwiryo. Suwiryo adalah walikota Jakarta Raya waktu itu dan secara tidak langsung menjadi ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena itu, ia sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam upacara tersebut, termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara. h. dr. Muwardi. Tokoh muda Muwardi, bertugas dalam bidang pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung Karno. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi tugas kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Bung Karno dan Moh. Hatta. i. Sutan Syahrir. Tokoh ini pada zaman pendudukan Jepang memilih aktif dalam gerakan bawah tanah bersama beberapa pemuda yang lain. Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada tanggal 5 maret 1909. Setelah lulus di HIS SD sekarang , ia melanjutkan ke MULO SMP di Medan. Kemudian ia melanjutkan studi di AMS atau SMA sekarang, di bagian A. di Bandung. Setelah itu, ia aktif dalam berbagai organisasi. Bahkan ia ikut mendirikan Jong Indonesia. Di masa penjajahanBelanda, ia sudah militan dalam pergerakan politik. Ia juga pernah ditangkap pada tahun dipenjarakan di Cipinang, kemudian bersama Drs. Moh. Hatta dibuang ke Digul, kemudian dipindah ke Banda Neira, Selanjutnya dipindah lagi ke Sukabumi, Jawa Barat. Pada masa akhir pendudukan Jepang dan menjelang proklamasi termasuk pemuda yang aktif untuk ikut mendesak Bung Hatta dan Bung Karno agar segera memerdekakan Indonesia, karena ia dapat mendengarkan radio bahwa Jepang telah menyerah. Setelah merdeka, pada awal perjuangan mempertahankan kemerdekaan Syahrir diangkat sebagai Perdana Menteri RI. j. Frans Sumarto Mendur. Tokoh Frans Sumarto Mendur adalah tokoh wartawan yang ikut membantu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah mengabadikan berbagai peristiwa penting di sekitar proklamasi. la bergabung dengan kawan-kawan dari Indonesia Press Photo Senice atau Ipphos. k. Syahruddin. Syahruddin adalah seorang wartawan Domei. la dengan berani memasuki halaman gedung siaran RRI. Oleh karena gedung siaran dijaga oleh Jepang, maka terpaksa melalui belakang, yaitu dengan memanjat tembok belakang gedung dari JI. Tanah Abang. Naskah proklamasi kemudian berhasil diserahkan kepada kepala bagian siaran. l. Wuz dan Yusuf Ronodipuro. okoh F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro berperan penting dalam penyebarluasan berita proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-penyiar yang cukup berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari pihak Kempetai. m. Lambertus Nicodemus Palar. Lambertus Nicodemus Palar atau lebih dikenal dengan adalah seorang diplomat ulung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya melalui diplomasi. Ia lahir di Tomohon, Sulawesi Utara pada tanggal 5 Juni 1900. Pendidikan yang ditempuhnya adalah sekolah MULO di Tondano, kemudian melanjutkan sekolah di Yogyakrta di AMS dan ITB, namun Palar tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian meneruskan sekolah di Amsterdam sambil bekerja. Pada tahun 1947, Palar diminta oleh Presiden Sukarno untuk menjadi juru bicara RI di PBB. Pada akhir tahun 1947 dibantu oleh Sudarpo, Soedjatmoko, dan Sumitro, Palar membuka kantor perwakilan RI di New York. Sebelum pengakuan kedaulatan RI 1949, status Palar saat itu adalah sebagai peninjau. Kemudian pada tahun 1950 setelah Indonesia mendapat kedaulatan penuh dan Indonesia menjadi anggota PBB ke-60, Palar resmi sebagai perwakilan RI dengan status keanggotaan penuh. n. Sumitro Djojohadikusumo. Begawan ekonomi Indonesia yang idealis ini selalu konsisten terhadap sikapnya yang dianggap benar. Sumitro lahir di Kebumen, Jawa Tengah 29 Mei 1917. Ayahnya Margono adalah pendiri Bank BNI. Setelah menamatkan sekolahnya di Hogere Burger School HBS, ia langsung berangkat ke Belanda. Ia juga pernah belajar di Barcelona dan Rotterdam untuk mempelajari ekonomi. Dalam tempo tiga bulan ia telah berhasil meraih gelar Bachelor of Arts BA. Ia juga pernah sekolah ekonomi di Universitas Sorbonne, Paris. Di Paris Sumitro mulai masuk ke kelompok sosialis. Ia kemudian belajar tentang konsisten pada prinsip hidup, pengabdian, perlawanan, dan keadilan sosial. Sumitro kemudian ke Belanda untuk mendapatkan gelar Master of Arts MA. Bersama-sama dengan Palar, Sumitro memperjuangkan RI melalui jalur diplomasi.

gelar sutan di bukittinggi